Di tengah sukacita menyambut Tahun Baru 2023, berita dukacita dirasakan Gereja Katolik dunia. Paus Emeritus Benediktus XVI wafat pada Sabtu, 31 Desember 2022, di usia 95 tahun.
Pemuda Katolik mengucapkan dukacita yang mendalam atas wafatnya Paus. “Mewakili kader Pemuda Katolik seluruh Indonesia, kami mengucapkan turut berdukacita yang mendalam atas wafatnya Sri Paus Benediktus XVI,” ujar Ketua Umum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma.
Menurut Gusma, iman Paus Benediktus tak tergoyahkan oleh arus zaman. Ia selalu percaya bahwa apa yang dilakukannya terhadap Gereja adalah rencana Tuhan, bukan kehendak pribadi. “Sejak menjadi Paus, beliau sangat berhati-hati memutuskan segala sesuatu. Selalu ada ruang dimana ia percaya keputusannya atas kehendak Allah,” sebut Gusma.
Lanjut Gusma, atas kehendak Allah ini, Paus Benediktus tampil sebagai pribadi yang selalu mengedepankan dialog kasih dalam kebijakannya. Ia selalu berbicara soal perdamaian, berdoa bagi kerukunan antar umat beragama, mengusahakan rekonsiliasi antar bangsa.
“Beberapa kali Paus Benediktus mendoakan perdamaian dunia misalnya di Timur Tengah dengan kehadirannya ke Masjid Istanbul Turki pada 2006 sebagai komitmen membangun perdamaian. Beliau juga membangun komunikasi intim dengan agama-agama dan kepercayaan lain di dunia” sebut Gusma.
Gusma menyebutkan Paus Emeritus adalah sosok yang rendah hati, mau menjembatani perbedaan, dan terbuka bagi perubahan. Beliau melayani umat dalam semangat cinta kasih, keadilan, dan kebenaran. Pribadi yang menghargai kebebasan beragama dan penghormatan terhadap martabat manusia.
“Pemuda Katolik sangat berduka atas wafatnya Paus Benediktus. Beliau mendudukan posisi manusia sebagai pribadi yang pantas dihargai sebagai ciptaan Tuhan. Ia menolak kekerasan atas nama kepentingan apaapun, menolak aborsi atau euthanasia atas nama keadilan manusia,” ujar Gusma.
Meski sosoknya terkesan ortodoks, kata Gusma, dengan kegigihan dan pemikirannya yang holistik terkait martabat manusia, ia berhasil menjadikan Gereja Katolik sebagai aktor perdamaian.
Untuk itu Gusma berharap keteladanan Paus Benediktus XVI bisa menginspirasi Gereja Indonesia khususnya dalam usaha merawat komitmen kebangsaan dengan mengusahakan perdamaian.
“Semoga warisan hidup bersama dalam persaudaraan yang diawali Paus Benediktus dapat menginspirasi seluruh umat khususnya kaum muda dalam membangun dialog dengan umat beragama lain. Menjadikan perbedaan sebagai kesempatan membangun bangsa yang damai dan penuh cinta kasih,” demikian Gusma.