JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta di Istana Merdeka, Jakarta, Senin(15/11). Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan sejumlah hal, utamanya mengenai kerja sama yang ingin diperkuat.
“Terima kasih atas dukungan Selandia Baru pada Pacific Exposition ke-2 yang dilakukan secara virtual,” kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan Indonesia memberikan perhatian khusus kepada Pasifik selama presidensi Indonesia di G20 tahun depan. Jokowi mengatakan bahwa perwakilan dari negara-negara Pasifik akan diundang dalam KTT G20 Oktober tahun depan.
“Dalam COP-26 minggu lalu Indonesia secara khusus juga membawakan suara negara-negara kepulauan kecil yang tergabung dalam AIS (Archipelagic and Islands State),” ungkapnya.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan kunjungan pertama Menlu Mahuta ke luar negeri sebagai Menteri Luar Negeri Selandia Baru. Menurut dia, Indonesia dan Selandia Baru telah memiliki kemitraan komprehensif sejak 2018.
Kemitraan ini telah menjadi fondasi kuat dalam upaya kedua negara untuk terus meningkatkan kerja sama termasuk di masa sulit pandemi Covid-19.
“Tentunya kemitraan ini didasarkan pada azas saling menguntungkan, saling menghormati, dan menghormati kedaulatan serta integritas wilayah,” ungkapnya.
Dalam pertemuan, Jokowi juga menyampaikan perkembangan pembangunan di Papua. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Selandia Baru terhadap integritas teritorial Indonesia.
Jokowi menegaskan bahwa penghormatan hak asasi manusia selalu menjadi perhatiannya, termasuk di Papua. Dia juga menambahkan bahwa pembangunan Papua adalah prioritasnya.
“Saya memfokuskan antara lain pada pembangunan infrastruktur di Papua agar Papua terkoneksi dengan bagian lain Indonesia, agar rakyat Papua menikmati kemakmuran,” ujarnya.
Diketahui, sejumlah pembangunan infrastruktur secara masif yang telah dilakukan antara lain Jalan Trans Papua sepanjang 3.422 kilometer, Jalan Perbatasan Papua sepanjang 1.098 kilometer, dan Jembatan Youtefa sepanjang 1,3 kilometer. Pembangunan infrastruktur tersebut dimulai sejak pemerintahan pertama Presiden Jokowi tahun 2015.
“Saya sangat berharap Selandia Baru dapat memahami perkembangan Papua secara komprehensif,” tegasnya.