Komisi X DPR Anggap Pawang Hujan MotoGP Mandalika Seperti di Hajatan

Jakarta – Jasa pawang hujan digunakan untuk mengantisipasi hujan menjelang balapan (race) MotoGP di Sirkuit Mandalika. Komisi X DPR RI menilai keberadaan pawang hujan di MotoGP Mandalika sebagai kearifan lokal (local wisdom).
“Kalau saya melihatnya bahwa cuaca adalah hal yang memang harus dihadapi dalam sebuah event. Dan banyak cara untuk merekayasa cuaca, teknologi sudah banyak yang lakukan itu,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan kepada wartawan, Sabtu (19/3/2022).

“Cuma mungkin karena panitia MotoGP Indonesia tidak mau gagal acaranya, local wisdom pun digunakan. Seperti kalau ada hajatan,” imbuhnya.
Namun, bagi Dede Yusuf, tak ada jaminan bahwa hujan tak akan turun meski menggunakan pawang hujan. Politikus Partai Demokrat ini menyarankan juga menggunakan cara sesuai ajaran agama Islam untuk modifikasi cuaca.

“Soal berhasil atau tidaknya, tidak ada jaminan apa pun. Karena manusia hanya berusaha. Saran saya lakukan juga metode yang diajarkan agama Islam. Seperti salat hajat agar hujan tidak turun di situ,” ujarnya.
Senada dengan Dede Yusuf, anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira tak mempermasalahkan keberadaan pawang hujan di Sirkuit Mandalika. Sebab, menurut Andreas, pawang hujan bagian dari kearifan lokal.

“Silakan saja, kalau ada yang inisiatif. Namanya juga kearifan lokal. Semua cara bisa digunakan, yang penting tidak hujan dan cuaca tidak menjadi gangguan,” imbuh elite PDIP itu.
Penyelenggara MotoGP menggunakan pawang hujan untuk mengusir cuaca buruk di Mandalika.pawang hujan itu bernama Rara Isti Wulandari.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Rara melakukan ritual agar cuaca di sekitar Sirkuit Mandalika cerah selama pelaksanaan race MotoGP. Rara pernah menjadi pawang hujan acara Opening Asian Games 2018.
Dia mengaku diajak untuk berkolaborasi dengan otoritas sirkuit. Rara melakukan ritual tradisional saat sesi latihan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, Jumat (18/3).

TNI AU-BRIN Semai Garam di Awan
TNI AU dan BRIN melaksanakan operasi teknologi modifikasi cuaca di Lombok Tengah. Upaya modifikasi cuaca ini dilakukan menjelang balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika.

“Dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya curah hujan tinggi di Sirkuit Mandalika yang dapat mengganggu jalannya gelaran MotoGP,” demikian tulis TNI AU di akun Instagram, @militer.udara, Sabtu (19/3).
Operasi TMC TNI AU dan BRIN ini menggunakan pesawat Casa 212-200 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur (Jatim).

Selama beberapa hari ke depan, pesawat Casa 212-200 akan melakukan penyemaian garam (NaCl) pada awan potensial hujan yang bergerak menuju Mandalika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *