Jakarta – Polusi udara di Jakarta terus menjadi sorotan. Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun mengimbau warga untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.
“Untuk antisipasi sebaiknya kalau seandainya kita keluar dari ruangan tertutup menuju ruangan terbuka sebaiknya menggunakan masker,” kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama kepada wartawan, Jumat (11/8/2023).
Nabila mengatakan polusi udara memang dapat menyebabkan sejumlah penyakit. Dia mengatakan biasanya penyakit tersebut cenderung ke penyakit tidak menular.
“Dampak polusi udara biasanya lebih banyak ke penyakit kronis ataupun penyakit tidak menular seperti radang paru, PPOK, asma dan penyakit sirkulasi darah seperti hipertensi dan jantung,” jelasnya.
Selain itu, Ngabila juga menjelaskan data infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Dia mengatakan ISPA biasanya dipicu perubahan cuaca.
“Iya benar, lebih pengaruh ke iklim,” kata Ngabila saat menjawab pertanyaan apakah polusi udara bukan faktor penyebab kemunculan kasus ISPA.
Ngabila menjelaskan tren kenaikan kasus ISPA banyak terjadi di musim penghujan. Hal ini, kata dia, membuktikan bahwa kemuculan kasus ISPA dipengaruhi oleh pergantian musim.
“ISPA dari trendnya banyak di musim penghujan sesudah September jelas pengaruh paling kuat adalah kondisi pancaroba atau peralihan cuaca,” ucapnya.
Berikut rincian kasus ISPA di Jakarta berdasarkan data Dinkes DKI:
Januari: 102.609
Februari: 104.638
Maret: 119.734
April: 109.705
Mei: 99.130
Juni: 102.475.