Komunitas Spiritual Change Makers Initiative (SICI) zona Jawa Barat, Lampung, dan Banten menggelar Workshop Eco-Fait dan Kunjungan ke Pesantren Ekologi Ath-Thoriq Garut, Senin (27/11/2023).
Kegiatan ini memiliki dua konsep, pertama berupa workshop berkenaan dengan ekologi yang memiliki pendekatan agama dalam memahaminya. Kedua, berupa kunjungan belajar yang dibagi menjadi beberapa zona belajar di mana Pesantren ath-Thoriq memiliki laboratorium ekologi yang bisa diejawantahkan dalam bentuk kegiatan kepesantrenan yang terpusat dalam pertanian, peternakan, pengelolaan sampah, dan lain sebagainya.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Spiritual Change Makers Initiative (SICI) zona Jawa-barat, Banten, dan lampung yang terdiri dari Fatayat NU Garut, PGRI, Eco Peace NU Jakarta, dan Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat Departemen Germas. Selain itu, kegiatan ini juga disupport penuh oleh Ashoka Indonesia dan Eco-Bhinneka Muhammadiyah sebagai lembaga nirlaba bergerak di bidang lingkungan dan perubahan iklim. Kegiatan ini melibatkan perwakilan tokoh komunitas, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang memiliki konsen terhadap lingkungan dengan jumlah kurang lebih 20-25 peserta yang ada di Kabupaten Garut, meliputi Komunitas Sunda wiwitan, Forum Komunitas Kristen Garut (FKKG), Wanita FKKG, Gabungan Organisasi Wanita (GOW), Ikatan Jamaah ahlul Baiat Indonesia (Ijabi) Garut, Jamaah ahmadiyah Indonesia (JAI) Garut, Persatuan Islam Istri (Persistri) Garut, Wanita Persatuan Umat Islam (PUI) Garut, Aisiyah Kabupaten Garut, Wanita Syarikat Islam (SI), Pesantren Darul Arqam, Dosen/Akademisi Universitas Garut, BEM Sekolah Tinggi Islam Ekonomi dan Bisnis NU (STIEBNU), Pesantren Al-Fadhilah Limbangan, dan Madrasah Aliyah Fauzan yang telah memiliki program Adiwiyata.
Dalam sambutannya, Rezza D. Brammadita selaku representatif dari Ashoka Indonesia menyampaikan bahwa Ashoka percaya bahwa dalam setiap individu yang gelisah terhadap persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya merupakan change maker yang memiliki potensi menciptakan perubahan lebih baik. Ashoka memberikan dukungan bagi para change maker tersebut untuk membuat gerakan melalui komunitas-komunitas yang dimulai dari lingkungan keluarga. Salah satunya melalui gerakan pembaharu (gaharu) yang saat ini sudah mulai dirintis oleh Ashoka di Kabupaten Garut. Ia berharap para peserta yang hadir tersebut nantinya akan menjadi bagian dari spiritual change maker yang mampu mengajak keluarga dan masyarakat di sekitarnya untuk menciptakan lingkungan yang sehat, bebas sampah dan memiliki perspektif ekologi.
Menurut Chotijah Fanaqi selaku PIC kegiatan ini berpandangan bahwa tujuan dari kegiatan ini selain memberikan penguatan pemahaman yang komprehensif kepada para peserta tentang Eco-Faith, para peserta juga belajar dari best practice yang dilakukan oleh Pesantren Ath-Thoriq; hingga pada akhirnya mampu mendorong para peserta untuk ikut menyuarakan dan berpartisipasi aktif dalam eco-faith.
Workshop diakhiri dengan diskusi kelompok merancang program yang paling mungkin dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini penting dilakukan sebagai langkah awal membentuk komunitas yang mampu berubah dan berdampak melalui gerakan nyata bagi lingkungan di kabupaten Garut khususnya.