Jakarta – Sebanyak 7.421 personel kepolisian di wilayah hukum Polda Metro Jaya diturunkan untuk mengamankan perayaan Natal dan tahun baru (Nataru). Dari personel yang ada termasuk tim Gegana yang akan menyisir setiap gereja.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan total ada 1.385 gereja di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang diamankan. Nantinya tim gegana akan menyisir gereja untuk mengantisipasi ancaman teror.
“Tentunya ini (tim Gegana) menjadi antisipasi kita. Hal-hal demikian tentunya ini sudah menjadi standar operasi pengamanan yang dilakukan kepolisian,” kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Senin (19/12/2022).
pengamanan khusus terhadap beberapa gereja besar yang ada. Salah satunya Gereja Katedral di Jakarta Pusat.
“Ada ya (pengamanan khusus). Namun tidak kami sampaikan secara terbuka. Ada yang mendapat perhatian, artinya pengamanan-pengamanan yang perlu ditingkatkan dalam rangka pengamanan untuk seluruh jemaat,” jelasnya.
Menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2023, Polda Metro Jaya menggelar rapat koordinasi lintas sektoral. Rapat koordinasi dilakukan untuk mempersiapkan skenario pengamanan Operasi Lilin Jaya 2022.
Rapat koordinasi dibuka oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/12/2022). Turut hadir dalam rakor tersebut Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Pangdam Jaya Mayjen Untung Budiharto, serta sejumlah pejabat teras Polda Metro Jaya dan instansi lainnya.
Dalam rapat koordinasi tersebut, Fadil Imran menyampaikan sejumlah potensi gangguan kamtibmas selama Natal dan tahun baru.
“Beberapa potensi kerawanan dan gangguan kamtibmas yang bisa terjadi di perayaan Nataru tahun ini. Pertama di bidang Kamtibselcarlantas (Keamanan ketertiban keselamatan kelancaran lalu lintas),” kata Fadil di lokasi, Senin (19/12).
Fadil menyebut potensi gangguan lainnya adalah aksi teror dan intoleransi dari kelompok tertentu. Selain itu, potensi terjadinya bencana alam turut menjadi perhatian.
“Kedua aksi yang terkait dengan teror dan tindakan aksi intoleransi, curas (pencurian dengan kekerasan), dan beberapa prediksi bencana alam yang harus kita antisipasi,” ujarnya.
Fadil menuturkan, dengan adanya beberapa potensi kerawanan tersebut, dia meminta kerja sama di antara seluruh stakeholder terkait turut dijalin demi terciptanya situasi yang kondusif.
“Mulai dari pemerintah provinsi, aparat keamanan, termasuk pelaku usaha hingga seluruh elemen masyarakat demi terwujudnya situasi kamtibmas yang diharapkan,” jelasnya.