Tempura Bukan Makanan Asli Jepang, Ternyata dari Negara Ini

Jakarta – Tempura selama ini dikenal sebagai makanan khas Jepang, tapi siapa sangka, tempura bukan asli Jepang. Orang Jepang mengadaptasi resep hidangan dari negara ini yang merupakan cikal bakal tempura.
Penggemar makanan Jepang tentu sudah tidak asing dengan tempura. Gorengan ini dibuat dari adonan tepung renyah garing yang membalut beragam isian di dalamnya, seperti udang dan ragam sayuran.

Mengutip South China Morning Post (15/1/2021), chef Eisaku Hara yang merupakan master pembuat tempura mengatakan tempura adalah makanan yang paling sulit dibuat dengan sempurna karena saking simpelnya. “Itulah kenapa saya suka membuatnya,” kata Hara.

Hara membeberkan trik penting dalam membuat tempura. Ia hanya menggunakan bahan paling segar sebagai isiannya. Lalu untuk adonan tempura hanya dibuat dengan telur, air, dan tepung terigu yang disimpan di suhu sangat rendah.

Membicarakan sejarahnya, tempura ternyata bukan hidangan asli Jepang. Resep aslinya konon berasal dari Portugal yang diperkenalkan oleh 3 misionaris (pendakwah) asal Portugal ketika menuju daerah jajahan mereka pada tahun 1543.
Saat itu mereka sebenarnya bertujuan ke Macau, tapi entah kenapa terlempar keluar jalur hingga mendapati dirinya ada di Jepang. Menurut teori yang diterima secara luas ini, Antonio da Mota, Francisco Zeimoto, dan Antonio Peixoto adalah orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di tanah Jepang.

Mereka lantas berdagang senjata, tembakau, dan tepung dengan orang Jepang. Sosok 3 orang ini juga diyakini memperkenalkan resep gorengan kacang hijau populer asal Portugal bernama peixinhos da horta.

Sayangnya tak ada yang tahu pasti mengenai resep asli atau sejarah peixinhos da horta. Chef berdarah Portugal, Rodolfo Vicente mengatakan pada abad ke-16, peixinhos da horta merupakan makanan sejuta umat.

Makanan itu disukai karena selain enak, bahan pembuatannya simpel. Hanya 3 bahan utama peixinhos da horta yaitu tepung terigu, telur, dan air. Lima abad kemudian, hidangan ini berevolusi dengan nama yang artinya, “ikan kecil dari kebun”. Disebut ikan karena tampilan gorengan ini mirip ikan-ikan kecil yang juga ditaruh di adonan dan digoreng.

Chef Portugal yang bekerja di restoran Casa Lisboa, Hong Kong mengatakan bangsa Portugal, melalui para pelaut dan pedagangnya, mengelilingi dunia sekitar tahun 1500an. Vicente menjelaskan kalau hidangan gorengan menjadi pilihan bekal mereka karena tahan lama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *