104 Ular dan 92 Sarang Tawon di Sleman Dievakuasi Setahun Ini

YOGYAKARTA – Unit Damkar Sleman sepanjang tahun 2021 telah mengevakuasi ratusan ular yang meneror permukiman warga. Selain ular, tim Damkar juga mengevakuasi puluhan sarang tawon yang membahayakan masyarakat.
Kasi Operasional dan Investigasi Damkar Sleman Nawa Murtiyanto menyebut kemunculan ular bisa terjadi sepanjang tahun. Namun, makin marak pada musim pancaroba.

“Pancaroba peralihan kemarau ke hujan biasanya itu naik ularnya. Biasanya bulan Oktober-November. Kalau nggak maju, ya Oktober kalau mundur ya November,” kata Nawa saat dihubungi wartawan, Selasa (14/12/2021).

Nawa mencatat total ada 104 ekor ular yang dievakuasi hingga Senin (13/12) kemarin. Di antaranya ular kobra Jawa, ular cecak dan beberapa jenis ular kecil lainnya.

“Rekapitulasi penanganan non-kebakaran 2021, penanganan ular 104 kejadian atau sebesar 45,41 persen. Jenisnya banyak tapi kalau untuk king kobra sangat jarang ditemukan,” terangnya.

Nawa mencatat penanganan ular ini tersebar di seluruh kapanewon di Sleman. Mayoritas di dekat perumahan yang bersebelahan dengan area sawah.

“Ya di dekat persawahan, kalau di wilayah administratifnya ya hampir di semua wilayah kapanewon,” ucapnya.

Nawa pun meminta masyarakat agar tidak membunuh ular yang masuk ke permukiman, dan melapor ke Damkar jika menemukan ular masuk ke area permukiman. Nantinya ular itu akan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

“Setelah ditangkap biasanya kita koordinasi dengan teman-teman BKSDA. Untuk pelepasliaran kita manut mereka. Imbauannya (ular) jangan dibunuh,” pintanya.

Di sisi lain, Damkar Sleman juga mengevakuasi puluhan sarang tawon. Sejak awal tahun hingga saat ini total ada 92 sarang tawon yang dievakuasi karena dinilai membahayakan warga.

“Penanganan sarang tawon 92 kejadian. Kebanyakan jenis tawon vespa, hampir 90 persen. Yang ditangani Damkar hanya yang di rumah warga yang berpotensi mengganggu,” kata Nawa.

Sejauh ini, Nawa menyebut belum ada laporan kejadian baik dipatuk ular maupun sengatan tawon.

“Selama ini belum ada, baru potensi gangguan kalau sengatan belum ada. Dipatuk ular juga belum ada,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *