JOGJA – Hidangan gudeg pasti sudah tak asing lagi di telinga masyarakat. Makanan yang satu ini sudah terkenal hingga mancanegara dan banyak digemari oleh pencinta kuliner karena cita rasanya yang lezat. Apakah detikers tahu dari daerah mana gudeg berasal?
Gudeg merupakan makanan asal Jogja yang bahan baku utamanya berasal dari nangka muda dan kemudian dimasak dengan santan. Umumnya, gudeg disajikan bersama nasi, areh, ayam, telur, tahu, dan juga sambal krecek. Karena dimasak dalam waktu yang lama bersama dengan daun jati, alhasil gudeg memiliki warna cokelat yang khas.
Saat berkunjung, wisatawan dapat menjumpai banyak kios dan warung yang menjual gudeg di tiap sudut kota sehingga tak heran jika Jogja memiliki julukan sebagai kota gudeg.
Nama gudeg berasal dari istilah dalam bahasa Jawa, yaitu hangudeg atau ngudheg yang berarti mengaduk. Ini merujuk pada proses pembuatannya yang sesekali diaduk dengan menggunakan centong agar tidak gosong. Istilah hangudeg juga dapat bermakna memasak nangka dengan santan dan daun melinjo di dalam kuali besar.
Dikutip dari buku Makanan Tradisional Indonesia Seri 2 karya Murdijati Gardjito dkk, gudeg konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Ini bermula dari pembabatan Alas Mentaok untuk pembangunan Keraton, di mana hutan tersebut ternyata ditumbuhi banyak pohon nangka dan juga pohon kelapa.
Jumlah buah nangka dan kelapa yang sangat banyak menyebabkan para perintis Mataram berinovasi dan mengolahnya menjadi gudeg. Setelah itu, masyarakat mengenal gudeg sebagai menu utama yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Keberadaan gudeg yang telah ada sejak dahulu kala tertulis dalam Serat Centhini yang dikisahkan berlatar tahun 1600-an. Pada saat itu, Raden Mas Cebolang sedang mengunjungi kediaman Pangeran Tembayat di Kabupaten Klaten. Sang pangeran pun meminta seorang wanita untuk menyajikan makanan kepada tamu, di mana salah satu menunya adalah gudeg.
Resep Nasi Gudeg Khas Jogja
Bagi detikers yang ingin membuat gudeg di rumah, berikut bahan-bahan dan cara membuatnya yang diambil dari buku Makanan Tradisional Indonesia Seri 2 karya Murdijati Gardjito dkk.
Bahan:
750 gram nasi putih hangat
Bahan gudeg nangka:
250 gram nangka muda
350 ml santan kental
2 lembar daun salam
1 batang serai
1 ruas lengkuas
3 sdm gula merah
Bumbu halus gudeg nangka:
4 siung bawang putih
5 butir kemiri
1 sdm ketumbar
1 sdt garam
½ sdt jintan
Cara membuat:
Nangka muda dicuci, lalu dipotong kecil-kecil sesuai seratnya. Kemudian dikukus setengah matang. Serai dimemarkan, sisihkan.
Panci disiapkan. Nangka yang sudah dikukus dimasukkan bersama dengan lengkuas, daun salam, serai, gula merah, dan santan.
Panci ditutup dan dimasak dengan api sedang hingga matang dan santan menyusut.
Bahan sambal goreng krecek:
2 sdm ebi
250 gr krecek goreng
100 gr kacang tolo
2 lembar daun salam
300 ml santan
1 ruas lengkuas
30 buah cabai rawit
Bumbu halus sambal goreng:
4 siung bawang putih
9 buah cabai merah
4 butir kemiri
1 sdt garam
Cara membuat:
Kacang tolo direndam terlebih dahulu selama 1 jam kemudian direbus sampai cukup empuk.
Minyak dipanaskan, lalu bumbu halus ditumis hingga harum.
Santan, kacang tolo, dan ebi dimasukkan dan dimasak sampai empuk.
Cabai rawit dan krecek ditambahkan, dimasak sampai santan menyusut.
Bahan ayam suwir:
200 gr daging ayam tanpa tulang
1 lembar daun salam
200 ml santan
1 batang serai
2 lembar daun jeruk
1 ruas lengkuas
Bumbu halus ayam suwir:
2 siung bawang putih
1 sdt kencur iris
2 butir kemiri
1 sdt jahe iris
1 sdt ketumbar
1 sdt garam
Cara membuat:
Ayam, bumbu halus, daun salam, daun jeruk, lengkuas, dan serai yang sudah dimemarkan, dimasukkan dalam panci kecil, lalu ditambahkan santan.
Ayam dimasak hingga bumbu meresap dan santan menyusut.
Setelah agak dingin, ayam disuwir-suwir, lalu disisihkan.
Bahan telur pindang:
400 ml air
2 siung bawang putih
5 butir telur ayam
1 sdm air asam
4 siung bawang merah
1 sdt garam
Cara membuat:
Telur direbus bersama dengan bawang merah, bawang putih, garam, dan air asam hingga telur matang dan air agak menyusut.
Telur diambil, lalu diketuk-ketuk hingga kulit retak. Telur dimasukkan kembali ke dalam air rebusan kemudian dimasak sampai air menyusut.
Penyajian:
Nasi putih dibagi beberapa porsi, lalu diberi gudeg nangka, sambal goreng krecek, ayam suwir, dan telur pindang.
Sumber : detikjogja.com